HMI Komisariat Unipol: Objektivitas Harus Dijaga, Jangan Jadikan Organisasi Sebagai Tameng

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 1 Oktober 2025 - 17:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hierarkinews, SOPPENG Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Universitas Lamappapoleonro (Unipol) menegaskan pentingnya menjaga objektivitas dalam menyikapi isu-isu hukum dan administrasi negara. Hal ini disampaikan sebagai respons terhadap pernyataan Presidium KAHMI Soppeng, A. Akbar, yang mendesak pemerintah untuk segera mengevaluasi izin tinggal seorang warga negara asing, Douglas.

“Kami menghormati peran KAHMI sebagai majelis alumni. Namun, perlu ada sikap kritis terhadap langkah yang diambil, agar tidak mencampuradukkan peran organisasi dengan fungsi-fungsi negara,” ujar Sekretaris Umum HMI Komisariat Unipol, Muh Nur Akbar.

Jangan Tumpulkan Kewenangan Negara dengan Desakan Organisasi

Menurut HMI Unipol, desakan KAHMI kepada pemerintah untuk segera memeriksa dan menindak Douglas merupakan bentuk kepedulian yang bisa dimaklumi. Namun, penggunaan nama besar organisasi alumni seperti KAHMI untuk menekan institusi resmi negara—seperti Imigrasi, Kesbangpol, hingga TNI/Polri—perlu dikritisi.

“Persoalan Douglas adalah ranah murni Imigrasi. Mereka memiliki instrumen hukum, data visa, serta prosedur yang jelas. Yang dibutuhkan adalah dorongan agar instansi tersebut bekerja profesional, bukan tekanan publik dari organisasi,” tegas Akbar.

Baca Juga :  Dialog Tanpa Sekat: Munafri-Aliyah Sambut Aspirasi HMI di Balai Kota

Ia juga mempertanyakan urgensi KAHMI dalam mendesak pemerintah. “Ketika organisasi massa mengambil alih isu hukum dan administratif, maka profesionalisme birokrasi bisa tercederai. Negara semestinya bertindak bukan karena tekanan eksternal, melainkan karena menjalankan amanat hukum,” imbuhnya.

Keresahan Subjektif Tidak Bisa Dijadikan Alasan Hukum

HMI Unipol menyoroti alasan KAHMI Soppeng yang menyatakan aktivitas Douglas menimbulkan keresahan. Akbar menilai, “keresahan” adalah aspek subjektif yang rawan digunakan untuk membenarkan tindakan tanpa dasar hukum yang kuat.

“Kami menuntut agar proses hukum mengedepankan objektivitas. Jika ada pelanggaran visa, seperti penyalahgunaan izin sosial budaya untuk bekerja atau riset tanpa izin resmi, maka itu cukup menjadi dasar. Namun jika tidak ada pelanggaran yang dapat diverifikasi, desakan deportasi justru bisa menjadi bentuk diskriminasi,” jelas Akbar.

Baca Juga :  Kunjungi Bazaar Nusantara Diaspora IKN, Aliyah Mustika Ilham Apresiasi Prestasi Anak Bangsa

Alumni Harus Fokus pada Kaderisasi, Bukan Kekuasaan

Dalam penutupannya, HMI Unipol mengajak KAHMI untuk kembali kepada peran historisnya: menjadi pendamping dan pembina kader, bukan menjadi ‘power broker’ yang tampil di ruang publik seolah lebih berwenang dari institusi negara.

“Penting bagi alumni untuk menjaga marwah organisasi, tidak menjadikan nama besar KAHMI sebagai alat tekanan politik atau kekuasaan. Kita harus membedakan antara fungsi advokasi moral dengan intervensi administratif,” pungkas Akbar.

HMI Komisariat Unipol menegaskan dukungannya terhadap penegakan hukum keimigrasian yang profesional dan sesuai prosedur. Namun, mereka menolak pendekatan yang mengedepankan tekanan organisasi dalam perkara yang seharusnya diserahkan kepada mekanisme hukum negara.

“Biarkan Imigrasi Soppeng bekerja secara profesional. Hentikan kebiasaan menjadikan KAHMI sebagai tameng atau alat tekanan dalam isu-isu hukum yang seharusnya berjalan sesuai prosedur negara,” tegas Akbar.

Berita Terkait

Makassar Funwalk 2025, Wali Kota dan Ketua TP PKK Hadirkan Edukasi Lingkungan
Jemaat PKBGT Sambut Hangat Munafri, Pemkot Tekankan Penguatan Toleransi dan Moderasi Beragama
Festival Daur Bumi 2025, Langkah Nyata Makassar Menuju Kota Bebas Sampah 2029
Pemkot Makasssr Libatkan Seluruh SKPD dan Satgas Bersihkan Kanal Pasar Terong & Jalan Sawi
Pemkot Makassar Siap Luncurkan 60 Event Besar di CoE 2026, Tanggal 19 Desember
Festival Daur Bumi 2025 Siap Digelar, Makassar Mantapkan Langkah Menuju Kota Bebas Sampah
PAD Tembus Rp1,8 Triliun, Pemkot Makassar Apresiasi Wajib Pajak di Tax Award 2025
Munafri – Aliyah: HKSN Momentum Menghidupkan Semangat Kebersamaan, Spirit Gotong Royong
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 13 Desember 2025 - 10:55 WIB

Makassar Funwalk 2025, Wali Kota dan Ketua TP PKK Hadirkan Edukasi Lingkungan

Sabtu, 13 Desember 2025 - 08:55 WIB

Jemaat PKBGT Sambut Hangat Munafri, Pemkot Tekankan Penguatan Toleransi dan Moderasi Beragama

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:57 WIB

Festival Daur Bumi 2025, Langkah Nyata Makassar Menuju Kota Bebas Sampah 2029

Jumat, 12 Desember 2025 - 09:40 WIB

Pemkot Makasssr Libatkan Seluruh SKPD dan Satgas Bersihkan Kanal Pasar Terong & Jalan Sawi

Kamis, 11 Desember 2025 - 14:16 WIB

Pemkot Makassar Siap Luncurkan 60 Event Besar di CoE 2026, Tanggal 19 Desember

Berita Terbaru