Oleh : Safrilla (Aktifis Makassar Luwu Timur)
Sesungguhnya Setiap orang ingin hidup sejahtera atas apa yang dimilki oleh kekayaan alamnya.
Luwu timur Salah satu daerah yang menjadi sumber kekayaan alam Sulawesi Selatan.
Periode M Thoriq Husler (alm) dan Irwan Bachri Syam 2015-2020 kemiskinan bertambah dari 7% di tahun 2016 menjadi 7,27% di tahun 2018 dan semakin meningkat di era Covid-19.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan era saat bapak Irwan Bahri syam kemiskinan tetap masih terjadi.
Program yang telah di usung sebelumnya seperti beda rumah, bantuan usaha terhadap UMKM, hingga bantuan sosial lainnya itu sama sekali tidak menjadi solusi atas persoalan kemiskinan di Luwu timur.
Periode politik Budiman-Akbar Leluasa, situasi masih juga sama. Kemiskinan sempat turun di periode 2021 karena stimulus ekonomi pasca covid yang berjalan secara organik. Kemiskinan tahun 2022 sempat membaik hingga 4,84% meningkat menjadi 6,92 di tahun 2023.
Data-data tersebut menunjukkan bahwa sejak periode 2015 hingga saat ini masalah kemiskinan tak juga kunjung dapat di atasi karena kebijakan politik yang tidak sesuai, atau kurangnya keseriusan menyelesaikan masalah kemiskinan di Kabupaten Luwu Timur.
Luwu timur dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) No 2 di Sulawesi selatan mestinya banyak produk kebijakan pemerintah yang fokus dan serius mengurus masalah kemiskinan.
Tibalah di musim Pemilu dimana kita kembali menentukan pilihan. dalam situasi ini Luwu timur mestinya di pimpin oleh orang yang mengerti bisnis dan punya rasa tulus untuk mengurus tanah Luwu Timur tercinta menjadi tanah untuk semua, pembangunan merata dan meningkatkan kesejahteraan setiap orang sehingga kemiskinan akan turun secara signifikan.
Masalah kemiskinan tak pernah tuntas, kedua orang lama bertarung kembali. Apakah kita akan mengulang sejarah ataukah kita harus berpikir kembali untuk memanfaatkan momentum demokrasi ini sebagai moment bersama untuk mengonsolidasi kekuatan mencari pemimpin baru. (*)