Hierarkinews, MAKASSAR – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar akan memaksimalkan anggaran tahun 2025 untuk memperbaiki sejumlah fasilitas dan kerusakan infrastruktur yang ditemukan dalam inspeksi mendadak (sidak) oleh DPRD Kota Makassar baru-baru ini.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RS Daya, Nursaidah Sirajuddin, mengungkapkan bahwa perbaikan fasilitas, termasuk atap ruangan yang bocor, telah masuk dalam rencana anggaran pokok tahun 2025.
“Insyaallah, untuk ruangan yang bocor sudah dianggarkan di tahun 2025. Dalam waktu dekat kami sudah akan mulai pekerjaan,” ujar Nursaidah, Kamis (1/5/2025).
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan menyesuaikan skala prioritas dengan anggaran yang tersedia untuk memaksimalkan perbaikan di sejumlah ruangan. Jika masih terdapat kerusakan yang belum terakomodir, akan diajukan dalam anggaran perubahan.
“Kami sesuaikan dengan anggaran yang ada, berapa ruangan yang bisa tertangani. Jika masih ada yang perlu diperbaiki, akan kami anggarkan lagi di perubahan,” jelasnya.
Nursaidah yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Makassar ini tidak menampik bahwa pemeliharaan gedung rumah sakit memerlukan biaya besar. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya alokasi anggaran yang memadai agar pelayanan kesehatan tetap optimal.
“Pemeliharaan gedung dan alat kesehatan memang butuh anggaran besar. Ini akan terus jadi perhatian kami ke depan,” katanya.
Ia berharap dukungan anggaran dari pemerintah dapat terus ditingkatkan demi menunjang pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Sebelumnya, Komisi D DPRD Kota Makassar melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya, Rabu (30/04/2025), untuk meninjau langsung kondisi pelayanan serta sarana dan prasarana di rumah sakit tersebut.
Sekretaris Komisi D, Fahrizal Arrahman, mengatakan bahwa fasilitas RS Daya sebenarnya sudah cukup memadai. Namun, minimnya perawatan membuat sejumlah bagian rumah sakit tampak rusak dan tidak terawat.
“Fasilitasnya sudah bagus, tapi kurangnya perawatan jadi kendala. Kami temukan plafon bocor, cat dinding berlumut, dan suasana yang membuat pasien merasa tidak nyaman. Ini tidak lepas dari anggaran perawatan yang belum mencukupi,” kata Fahrizal.
Menanggapi kondisi tersebut, Komisi D akan memanggil pihak RS Daya, khususnya bagian instalasi sarana dan prasarana, untuk mendalami kebutuhan anggaran perawatan ke depannya.
“Tujuan kami ingin tahu secara pasti berapa kebutuhan riil untuk perawatan agar RS Daya tampak lebih layak dan nyaman bagi pasien,” tambahnya.
Ia juga menegaskan pentingnya penunjukan pihak yang secara khusus bertanggung jawab mengontrol kondisi fasilitas di rumah sakit tersebut.
Sementara itu, Anggota Komisi D, Muchlis Misbach, menekankan bahwa perawatan sarana dan prasarana harus dimaksimalkan agar pelayanan kepada masyarakat bisa lebih optimal.
“Pemerintah kota perlu mengalokasikan anggaran khusus untuk perawatan fasilitas rumah sakit. Kalau tidak, pelayanan kepada pasien tidak akan maksimal,” ujar Muchlis.
Selain perawatan fisik, Fahrizal juga menyebutkan bahwa RS Daya masih membutuhkan sejumlah alat medis untuk menunjang pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
Komisi D berharap perhatian terhadap fasilitas RS Daya bisa segera ditindaklanjuti agar citra dan pelayanan rumah sakit milik pemerintah ini terus membaik. (*)